Sikap Anwar Ibrahim tak terima kekalahan membuat JK kecewa!
RIMANEWS — Anwar Ibrahim, pemimpin Pakatan Rakyat yang merupakan partai oposisi di Malaysia, membuat Mantan Wakil Presiden RI periode 2004-2009 Jusuf Kalla (JK) kecewa dengan sikap yang ditunjukkan sahabatnya dalam menyikapi hasil pemilu disana.
Kekecewaan mantan Ketua Umum Partai Golkar itu, sebab Anwar menolak menerima kekalahan dan melakukan rekonsiliasi dengan Barisan Nasional di bawah kepemimpinan Najib Tun Razak yang kembali berjaya.
“Ya Tentu saja pak JK kecewa tapi saya berusaha untuk mencoba agar suasana seperti biasa kembali,” seperti diungkapkan oleh Hamid Awaludin mantan Menteri Hukum dan HAM RI periode 2004-2007 di Jakarta, Sabtu (18/5).
Hamid mengakui Anwar pernah berjanji ke JK sebagai sahabat bahwa dia akan mengontrol koalisinya saat kalah dari Najib di pemilu Malaysia. Tetapi, hingga kini, demo demi demo protes dilancarkan di berbagai tempat. Anwar bersama pengikutnya mencurigai adanya kecurangan, sesuatu yang harus dibuktikan secara hukum.
“Namun, Anwar belum bergerak menempuh jalur itu,” tambahnya.
Sejak awal, sambung Hamid, Anwar sudah mempersepsikan dan meyakini akan menang. Hal itu didasarkan dari berbagai hasil survei sebelum pemilu dilaksanakan selalu diunggulkan. Bahkan setiap kali dia melakukan kampanye terbuka, massa selalu menyemut. Kian lengkap sudah kepercayaan dirinya sebagai pemenang.
Dengan kepercayaan diri itu, Anwar mendatangi JK, sahabatnya sejak puluhan tahun silam. Untuk menyampaikan kepada Datok Sri Najib, seterunya, agar siapa pun yang kelak menang dalam pemilihan harus merangkul pihak yang kalah. Lalu yang kalah menghargai yang menang. “Permintaan itu disambut baik oleh JK yang juga sahabat dekat Najib menjadi mediator,” ucap Hamid.
Namun keyakinan Anwar hancur ketika Najib memenangi pertarungan politik di negara itu. Anwar mangkir dari janjinya kepada JK untuk mengontrol anggota koalisinya. Sedangkan Najib konsisten dengan ucapannya. Terbukti beberapa jam setelah dinyatakan menang, ia langsung berpidato dan mengajak dilakukan rekonsiliasi nasional demi kejayaan negara.
Menurut Hamid, sikap mangkir Anwar kepada JK ditanggapi biasa saja. “Tidak apa-apa, sikap JK sekarang biasa saja, mereka tetap bersahabat, saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut karena ini pandangan pribadi pak JK,” jelasnya.
Sebagian orang Malaysia meyakini kemenangan Barisan Nasional dapat melanjutkan program transformasi yang konkret, semisal program “Satu Malaysia” untuk merekatkan kemajemukan Malaysia. Selain itu menghapus Internal Security Act yang menjadi momok secara politis di Malaysia. Dan bidang ekonomi, Malaysia mampu tumbuh 5 persen tiap tahun.
Sementara itu kelompok oposisi cenderung menawarkan program populis yang tidak logis dan realistis. Kaum oposisi berkutat hanya pada agenda pemerintahan yang bersih, tetapi rakyat Malaysia memilih hal yang konkret dan menyenangkan. Perbedaan mendasar ini membuat pemilih Malaysia lebih rasional yakni menikmati atau akan menikmati.